Passive voice pengertian bentuk fungsi dan contohnya – Pernahkah kamu mendengar istilah “Passive Voice”? Dalam dunia bahasa, istilah ini merujuk pada bentuk kalimat yang menekankan objek daripada subjek. Passive Voice, atau yang lebih dikenal dengan “suara pasif”, seringkali digunakan untuk memberikan penekanan pada hasil atau proses daripada pelaku.
Bayangkan, saat kamu mendengar kalimat “Kue ini dibuat oleh Ibu”, fokusnya adalah pada kue, bukan pada Ibu yang membuatnya. Nah, itulah contoh sederhana dari Passive Voice. Di sini, kita akan membahas lebih dalam tentang pengertian, bentuk, fungsi, dan contoh kalimat Passive Voice dalam bahasa Indonesia.
Pengertian Passive Voice: Passive Voice Pengertian Bentuk Fungsi Dan Contohnya
Passive voice, atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai kalimat pasif, adalah suatu konstruksi kalimat yang menempatkan objek dari kalimat aktif sebagai subjek. Dalam kalimat pasif, subjek tidak melakukan tindakan, melainkan menerima tindakan yang dilakukan oleh orang atau sesuatu yang lain.
Contoh Kalimat Aktif dan Pasif
Perhatikan contoh kalimat aktif dan pasif berikut:
- Kalimat Aktif:Ibu memasak nasi.
- Kalimat Pasif:Nasi dimasak oleh Ibu.
Pada kalimat aktif, subjeknya adalah “Ibu” dan objeknya adalah “nasi”. Ibu melakukan tindakan “memasak”. Pada kalimat pasif, subjeknya menjadi “nasi”, yang menerima tindakan “dimasak” oleh Ibu. “Ibu” menjadi objek yang ditambahkan dengan preposisi “oleh”.
Perbedaan Kalimat Aktif dan Pasif
Berikut tabel yang menunjukkan perbedaan antara kalimat aktif dan pasif:
Aspek | Kalimat Aktif | Kalimat Pasif |
---|---|---|
Subjek | Pelaku tindakan | Penerima tindakan |
Predikat | Kata kerja yang menunjukkan tindakan | Kata kerja “di-” + kata kerja dasar |
Objek | Penerima tindakan | Pelaku tindakan (ditambahkan dengan preposisi “oleh”) |
Bentuk Passive Voice
Passive Voice, atau kalimat pasif, merupakan salah satu konstruksi kalimat dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan bahwa subjek kalimat menerima tindakan, bukan melakukan tindakan. Dalam Passive Voice, fokusnya terletak pada objek yang menerima tindakan, bukan pada pelaku tindakan. Misalnya, dalam kalimat “Kue itu dimakan oleh kucing,” fokusnya adalah pada kue yang dimakan, bukan pada kucing yang memakannya.
Passive voice, seperti namanya, menitikberatkan pada objek yang menerima tindakan, bukan subjek yang melakukan tindakan. Misalnya, “Buku itu dibaca oleh Sarah” menggunakan passive voice, sementara “Sarah membaca buku itu” menggunakan active voice. Memahami konsep ini membantu kita menganalisis kalimat dengan lebih tajam.
Sama halnya dengan memahami konsep pencemaran lingkungan, yang terjadi ketika lingkungan tercemar oleh berbagai zat berbahaya. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pencemaran lingkungan, pengertiannya, jenis, dampak, dan cara mengatasinya, Anda bisa mengunjungi website pencemaran lingkungan pengertian jenis dampak dan cara mengatasinya.
Dengan memahami kedua konsep ini, kita dapat meningkatkan pemahaman tentang bahasa dan lingkungan, serta berperan aktif dalam menjaga kelestariannya.
Identifikasi Bentuk Dasar Passive Voice dalam Bahasa Indonesia
Bentuk dasar Passive Voice dalam bahasa Indonesia dapat diidentifikasi dengan adanya kata kerja “di-” atau “ter-” sebagai prefiks kata kerja utama. Kata kerja ini menunjukkan bahwa subjek kalimat menerima tindakan.
Komponen Pembentuk Passive Voice
Passive Voice dalam bahasa Indonesia terbentuk dari beberapa komponen utama, yaitu:
- Kata kerja “di-” atau “ter-“: Prefiks ini menandakan bahwa subjek kalimat menerima tindakan.
- Kata kerja utama: Kata kerja ini menunjukkan tindakan yang dilakukan.
- Objek: Objek merupakan penerima tindakan dalam kalimat Passive Voice.
- Preposisi “oleh”: Preposisi ini menghubungkan objek dengan pelaku tindakan (jika disebutkan).
- Pelaku (opsional): Pelaku tindakan dapat disebutkan setelah preposisi “oleh”.
Contoh Kalimat Passive Voice dalam Berbagai Bentuk Tenses
Berikut adalah beberapa contoh kalimat Passive Voice dalam berbagai bentuk tenses dalam bahasa Indonesia:
Tense | Contoh Kalimat |
---|---|
Present Tense | Kue itu dimakan oleh kucing. |
Past Tense | Surat itu diterima kemarin. |
Future Tense | Pekerjaan itu akan diselesaikan besok. |
Present Continuous Tense | Buku itu sedang dibaca oleh anak-anak. |
Past Continuous Tense | Mobil itu sedang dicuci ketika hujan turun. |
Future Continuous Tense | Film itu akan ditonton oleh semua orang nanti malam. |
Present Perfect Tense | Kamar itu sudah dibersihkan oleh pembantu. |
Past Perfect Tense | Surat itu sudah dikirim sebelum saya tiba. |
Future Perfect Tense | Pekerjaan itu akan sudah selesai sebelum jam lima sore. |
Fungsi Passive Voice
Passive Voice, atau suara pasif, adalah bentuk kalimat yang menempatkan objek sebagai subjek kalimat. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan Passive Voice tidak sepopuler dalam bahasa Inggris. Namun, memahami fungsi Passive Voice dapat membantu kita dalam menulis dengan lebih beragam dan efektif.
Passive voice, atau kalimat pasif, adalah bentuk kalimat yang menekankan objek yang dikenai tindakan, bukan subjek yang melakukan tindakan. Konsep ini sering kali muncul dalam teks prosedur, yang merupakan salah satu genre of text procedure text yang menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan sesuatu.
Misalnya, dalam kalimat “Kue ini dibuat oleh ibu,” fokusnya adalah pada kue, bukan ibu yang membuatnya. Penggunaan passive voice dalam teks prosedur seperti resep atau panduan membuat instruksi menjadi lebih jelas dan mudah dipahami, karena menekankan pada proses yang dilakukan, bukan orang yang melakukannya.
Menekankan Objek
Fungsi utama Passive Voice dalam bahasa Indonesia adalah untuk menekankan objek kalimat. Dalam kalimat pasif, objek menjadi subjek dan tindakan yang dilakukan oleh subjek asli diungkapkan dengan kata kerja pasif. Hal ini membuat objek menjadi fokus utama dalam kalimat.
Contohnya, dalam kalimat “Buku itu dibacaoleh Andi,” objek “buku” menjadi subjek kalimat. Kita mengetahui bahwa Andi adalah orang yang membaca buku, tetapi fokus kalimat adalah pada buku yang dibaca, bukan pada Andi.
Fungsi Lain Passive Voice
- Menghilangkan Subjek:Passive Voice dapat digunakan untuk menghilangkan subjek kalimat jika informasi tentang subjek tidak penting atau tidak diketahui. Misalnya, “Kertas itu dibakar.” Dalam kalimat ini, kita tidak tahu siapa yang membakar kertas tersebut.
- Menghindari Penjelasan yang Bertele-tele:Dalam beberapa kasus, menggunakan Passive Voice dapat membuat kalimat lebih ringkas dan mudah dipahami. Misalnya, “Mobil itu diperbaikidi bengkel.” Kalimat ini lebih singkat dan langsung daripada “Montir di bengkel itu memperbaiki mobil.”
- Membuat Kalimat Lebih Formal:Passive Voice sering digunakan dalam bahasa formal, seperti dalam dokumen resmi atau berita. Misalnya, “Peraturan baru ditetapkanoleh pemerintah.”
Contoh Passive Voice
Setelah memahami pengertian dan fungsi passive voice, mari kita lihat contohnya dalam bahasa Indonesia. Passive voice sering digunakan dalam berbagai situasi, baik formal maupun informal.
Contoh-contoh kalimat passive voice dalam bahasa Indonesia dapat menggambarkan peristiwa sehari-hari yang biasa kita alami. Misalnya, kalimat “Pintu itu ditutup oleh Pak Budi” merupakan contoh passive voice. Dalam kalimat ini, objek (pintu) menjadi subjek, dan pelaku (Pak Budi) menjadi objek.
Kalimat ini menunjukkan bahwa pintu ditutup oleh Pak Budi, tanpa menonjolkan siapa yang melakukan tindakan tersebut.
Contoh Kalimat Passive Voice dalam Peristiwa Sehari-hari, Passive voice pengertian bentuk fungsi dan contohnya
- Kue ini dibuat oleh Ibu.
- Surat itu dikirim oleh kurir.
- Mobil itu dicuci oleh mekanik.
- Lampu itu dinyalakan oleh petugas.
- Kamar itu dibersihkan oleh pembantu.
Contoh Kalimat Passive Voice dalam Konteks Formal
“Peraturan ini telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.”
Kalimat di atas menunjukkan bahwa peraturan tersebut disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan menekankan fakta bahwa peraturan tersebut telah disahkan tanpa menyebutkan siapa yang melakukan tindakan tersebut. Penggunaan passive voice dalam konteks formal memberikan kesan lebih objektif dan formal.
Perbedaan Penggunaan Passive Voice dalam Konteks Formal dan Informal
Passive voice umumnya lebih sering digunakan dalam konteks formal, seperti laporan, berita, dan dokumen resmi. Hal ini dikarenakan passive voice dapat memberikan kesan objektif dan formal, tanpa menonjolkan pelaku tindakan.
Dalam konteks informal, penggunaan passive voice tidak terlalu umum. Dalam percakapan sehari-hari, kita cenderung menggunakan active voice, yang lebih langsung dan personal.
Memahami Passive Voice adalah kunci untuk menguasai bahasa Indonesia dengan lebih baik. Dengan menggunakan Passive Voice secara tepat, kamu dapat menciptakan kalimat yang lebih elegan dan bermakna. Ingat, penggunaan Passive Voice harus disesuaikan dengan konteks dan tujuan komunikasi. Jadi, jangan ragu untuk bereksperimen dan temukan cara terbaik untuk mengaplikasikannya dalam menulis dan berbicara.
FAQ Terpadu
Apakah Passive Voice hanya bisa digunakan dalam bahasa formal?
Tidak. Passive Voice juga bisa digunakan dalam bahasa informal, meskipun penggunaannya lebih terbatas. Misalnya, kamu bisa menggunakan Passive Voice untuk menceritakan pengalaman pribadi, seperti “Saya disuruh oleh Mama untuk berbelanja.”